Makassarnews.id/ Kepergian Penjabat (PJ) Gubernur Sulawesi Selatan, Dr. Bahtiar, disambut meriah oleh ratusan pengunjuk rasa yang menggelar aksi damai di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan.
Aksi yang diinisiasi oleh para mahasiswa dan pemuda ini merupakan bentuk syukur dan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas pergantian PJ Gubernur Sulsel.
Terdapat beberapa lembar spanduk yang bertuliskan; “Masyarakat Sulsel bersyukur PJ Bahtiar meninggalkan Sulsel”. “Selamat jalan bapak PJ Gubernur yang suka bikin gaduh”. “Terimakasih Mendagri sudah menarik Bahtiar si tukang gaduh di Sulsel, “Semoga Sulsel bisa damai setelah PJ Gubernur Bahtiar di pindah”, “Terimakasih Presiden dan Mendagri telah mengganti Bahtiar sebagai PJ Gubernur Sulsel”, Alhamdulillah Bahtiar sudah pergi”.
Aksi damai tersebut diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, pemuda, pelajar, dan tampak juga ratusan atlet sulsel yang akan mengikuti PON hadir turut memeriahkan aksi hari ini. Para peserta aksi menyuarakan kegembiraan mereka atas keputusan Presiden Jokowi mengganti PJ Gubernur Sulsel.
Mereka menilai bahwa selama masa jabatannya, Dr. Bahtiar sering membuat kebijakan yang gegabah dan pernyataan yang meresahkan masyarakat yang megakibatkan kegaduhan.
Dalam berbagai forum diskusi dan aksi yang di gelar oleh para kepala desa sulawesi selatan, mahasiswa dan pemuda sebelumnya, Dr. Bahtiar dikritik karena dianggap tidak bijaksana dalam pengambilan keputusan.
Salah satu kebijakan kontroversialnya adalah program penanaman pisang yang dinilai tidak sesuai dengan budaya pertanian dan kontur tanah Sulawesi Selatan.
Bahkan terdengar kabar dari kalangan pegawai pemrov sendiri bahwa budi daya pisang dianggarkan ratusan milyar hingga mendekati 1 triliun rupiah untuk infrastruktur lahan, bibit, benih, dan kebutuhan budidaya pisang dalam APBD 2024.
Banyak pihak menilai anggaran sebesar itu tidak sepantasnya di jadikan kebijakan karena tidak sesuai dengan kebutuhan mendesak lainnya di Sulawesi Selatan.
Badai, salah satu koordinator lapangan aksi, menyatakan bahwa Dr. Bahtiar tidak pernah mendengarkan suara rakyat dan lebih mengutamakan pemikirannya sendiri. “Beliau kerap membuat kebijakan tanpa pengkajian mendalam dan hanya berdasarkan pandangan subjektifnya,” ungkap Badai.
Ia juga menyoroti penggunaan fasilitas keuangan daerah oleh Dr. Bahtiar, seperti penggunaan helikopter dalam kunjungan ke kabupaten beberapa bulan lalu, yang dinilai tidak mencerminkan kondisi defisit yang diumumkannya sendiri.
Aksi damai ini berlangsung tertib dan penuh semangat, dengan para peserta membawa spanduk dan poster yang berisi berbagai tuntutan dan ucapan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan Menteri Dalam Negeri atas pergantian PJ Gubernur Sulsel.
“Kami sangat bersyukur beliau diganti sebelum satu tahun masa jabatannya sebagai PJ Gubernur,” teriak para massa aksi. “Terima kasih, Pak Presiden, dan terima kasih, Pak Mendagri, karena telah mendengarkan suara kami.”
PJ Gubernur Prof Zudan diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi Sulawesi Selatan, dengan harapan agar pemimpin baru dapat lebih bijaksana dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Para pengunjuk rasa berharap agar kebijakan-kebijakan yang diambil ke depannya lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah, serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan mensejahterakan rakyat Sulawesi Selatan.